Langsung ke konten utama

Di manakah Phobos-Grunt akan jatuh?

Wahana antariksa Rusia, Phobos-Grunt, diperkirakan akan segera jatuh ke Bumi. Banyak badan antariksa negara-negara di dunia mengamati secara seksama perkembangan kondisi kejatuhan wahana antariksa yang diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, pada 9 November 2011 lalu itu. (istimewa)
... perkiraan Roscosmos, "hanya" akan ada antara 20 dan 30 pecahan seukuran cukup besar --tidak lebih dari 200 kilogram-- akan bertahan dalam gesekannya dengan atmosfer Bumi. Mereka inilah yang potensial menumbuk permukaan Bumi pada saatnya...
"Saat ini Phobos-Grunt masih berada pada ketinggian 140 kilometer dari Bumi," ujarnya. Kalau sudah di ketinggian 120 kilometer, satelit itu akan memasuki atmosfer yang sudah semakin padat dan memungkinkan benda tersebut terbakar dan pecah.
- Masih sangat sulit untuk ditentukan secara eksak. Itulah yang terjadi pada wahana antariksa Mars Rusia, Phobos-Grunt, yang dipastikan akan kehilangan dayanya mengorbit sebagaimana harusnya dalam waktu tidak lama lagi.

Dia akan memasuki atmosfer Bumi dalam kecepatan tinggi, terbakar, dan sisa-sisanya akan menghunjam sedemikian rupa. Pertanyaannya: di mana dan kapan dia menyentuh permukaan Bumi?

Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, badan yang bertanggung jawab atas pembuatan dan pengoperasian semua wahana antariksa negara itu untuk berbagai keperluan, dilaporkan menarik semua perkiraan terkait tempat-tempat di Bumi yang diperkirakan menjadi lokasi Phobos-Grunt jatuh. Di Bumi, massa wahana antariksa itu sekitar 13,5 ton.

Dalam situs internetnya, Roscosmos, Minggu, menyatakan, pecahan-pecahan Phobos-Grunt akan menghunjam Bumi pada antara pukul 01.36 - 09.24 Waktu Siang Australia Timur Senin besok (16/1). Pernyataan ini sekalgus menarik perkiraan yang dilansir sebelumnya pada Sabtu (14/1), yang menyatakan sisa-sisa Phobos-Grunt itu jatuh di Samudera Pasifik, lepas pantai barat Chile.

Dua perkiraan yang lebih mutakhir dari Roscosmos mengoreksi perkiraan sebelumnya, yang menyatakan pecahan-pecahan itu akan jatuh di (antara) Samudera Hindia dan Samudera Atlantik.

"Kelompok pendukung operasi terus-menerus memonitor proses penglajuan Phobos-Grunt jatuh ke Bumi," dalam pernyataan Roscosmos itu. Kantor Berita Rusia, ITAR-TASS, mencatat sumber di badan antariksa negaranya, proses penurunan ketinggian orbit Phobos-Grunt telah dimulai pada pukul 04.51 Waktu Siang Australia Timur, Minggu.

Phobos-Grunt (Phobos adalah nama salah satu satelit Mars) seharga 165 juta dolar Amerika Serikat terhambat di ketinggian orbit rendah Bumi sejak 9 November 2011, tanggal dia diluncurkan. Wahana antariksa tanpa awak ini menjadi wahana terbesar yang memasuki atmosfer Bumi sejak Rusia meneruskan stasiun antariksa Uni Soviet era Mir pada 2001 lalu.

Wahana Phobos-Grunt diketahui membawa sejumlah besar bahan bakar beracun ke satelit misterius Mars, Phobos. Menurut rencana misi, Phobos-Gruntia diturunkan ketinggian orbitnya lebih lanjut menuju posisi orbit seharusnya di Phobos oleh satelit China, menuju lokasi yang disepakati bersama dengan Beijing di Planet Merah itu. Misi Phobos-Grunt adalah misi gabungan Rusia dan China.

Proyek Phobos-Grunt diselimuti dengan cukup kerahasiaan. Satu sumber di Roscosmos menyatakan, proyek itu dimulai sejak awal 1999 dan persiapan akhir peluncuran terjadi pada 20 Mei 2011. Disepakati roket pendorong adalah Zenit-2SB yang dikirim secara parsial dari pabriknya di Dnepropetrovsk, Ukraina. Roket bertingkat tiga itu bertanggung jawab melepaskan wahana dari pengaruh gravitas Bumi, mengantarkan ke ketinggian orbit sebelum memasuki orbit Phobos.

Setelah itu, menurut garis besar misi, Phobos-Grunt dilepas dari wadah besar di dalam kontainer penyimpan wahana di tingkat terakhir Zenit-2SB, mengembangkan semua instrumen catu daya dan memulai misinya mengamati dari jarak sangat dekat terhadap Phobos. Akan tetapi, pada tahap perakitan dan penyelarasan akhir semua sistem, diketahui ada masalah cukup serius terjadi dan hal itu bisa diselesaikan para ilmuwan dan teknisi.

Sejak beberapa waktu lalu, baik Roscosmos dan pejabat-pejabat terkait antariksa Amerika Serikat bekerja keras memperkecil potensi bahaya akibat kegagalan Phobos-Grunt mempertahankan orbitnya.

Menurut perkiraan Roscosmos, "hanya" akan ada antara 20 dan 30 pecahan seukuran cukup besar --tidak lebih dari 200 kilogram-- akan bertahan dalam gesekannya dengan atmosfer Bumi. Mereka inilah yang potensial menumbuk permukaan Bumi pada saatnya.

NASA mencatat satu hal yang cukup potensial, yaitu tangki bahan bakar Phobos-Grunt. Ahli sisa-sisa wahana pengorbit NASA, Nicholas Johnson, menyatakan, secara umum bahan utama tangki bahan bakar cair wahana antariksa Rusia adalah alumunium, bukannya titanium yang jauh lebih tangguh namun sangat mahal. Titanium adalah pilihan utama bagi NASA dalam membangun elemen vital wahana antariksa mereka.

"Menurut Johnson, alumunium bertitik leleh lebih rendah ketimbang titanium dan hal ini secara signifikan mengurangi resiko bahan bakar itu bisa tetap mencapai permukaan Bumi," kata laporan NASA dalam situs internetnya.

Tentang hal ini, ITAR-TASS dan Riscosmos sangat berharap bahwa bahan bakar cair itu terbakar dengan sendirinya pada ketinggian sekitar 100 kilometer dari permukaan laut Bumi.

Rusia kehilangan pengamatannya atas Phobos-Grunt sesaat setelah diluncurkan dari Lapangan Yubilieny, Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Diperlukan waktu berpekan-pekan untuk bisa memerintahkan semua sistem dalam wahana antariksa itu agar bisa tetap dikendalikan menuju permukaan Planet Mars. Atau paling tidak, bisa dikendalikan "memulangkan" dia ke Bumi.

Alih-alih meraih keberhasilan tentang hal itu, kini Roscosmos mengakui bahwa lokasi persis impak atau tumbukan dengan Bumi tergantung pada berbagai kondisi lingkungan; mulai dari kepadatan atmosfer dan bahkan aktivitas Matahari.

Dari dalam negeri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), menyatakan Phobos-Grunt, akan jatuh secara tak terkendali pada rentang waktu Minggu malam pukul 22.00 WIB hingga Senin (16/1) dini hari pukul 04.00 WIB.

"Dua jam sebelum jatuh baru akan diperoleh lintasan terakhirnya dan informasi prakiraan lokasi jatuhnya, yang itupun ketidakpastiannya mencapai ribuan kilometer. Kalau ada pernyataan yang menyebut akan jatuh di Papua itu masih spekulatif," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN, Prof Dr Thomas Djamaludin, di Jakarta, Minggu sore.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

hidrokarbon lengkap